Mengenali Buyut Cungking Atau Ki Buyut Wongso Karyo

Mengenali Buyut Cungking Atau Ki Buyut Wongso Karyo
Makam Buyut Wongso Karyo | Foto : Ubidate 

Ubidate - Ingin mengetahui tentang Sejarah Buyut Cungking? Di Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur setidaknya ada 2 daerah yang bernama Cungking atau Cungkingan. Salah satunya di Desa Mojopanggung, Kecamatan Giri alias di Kota Banyuwangi. 

Satu lagi dusun di Desa Badean, Kecamatan Blimbingsari. Ternyata label nama Cungking atau Cungkingan tidak diciptakan begitu saja. Tapi ada asalnya. Informasi dari sejarawan muda Banyuwangi. 

Nama Cungkingan ini berkaitan dengan Buyut Wongso Karyo, yang merupakan seorang tokoh penting di zaman kejayaan kerajaan Blambangan. Cungking atau Cungkingan, ada yang bilang itu kependekan dari Kuncung Wingking, Identik dengan gaya rambut orang Tionghoa di masa lalu. 

Buyut Cungking atau Ki Buyut Wongso Karyo

Siapa yang tak kenal dengan makam keramat buyut Cungking apalagi bagi warga Banyuwangi yang tinggal di Kota. Nenek moyang warga Kampung Cungking, Desa Mojopanggung, Kecamatan Giri, selalu ramai dikunjungi peziarah.

Masyarakat percaya bahwa dengan mengadakan persembahyangan di makam kakek buyut Cungking atau yang bernama asli buyut Wongso karyo dapat membawa keberuntungan. Atau, semua keinginan atau harapan bisa cepat terwujud.

Sejarah Buyut Cungking 

Juru kunci makam saat masih hidup, buyut Wongso Karyo ini dikenal sakti sejak kecil. Ia berasal dari kawasan Gunung Baluran yang kini menjadi bagian dari Kabupaten Situbondo. Biasanya  untuk mengusir burung dulu para petani pasang tali di ladang, namu buyut Wongso justru mengusir burung dengan cara berlari di atas tali.

Ketika memasuki usia dewasa, Wongso menjadi sosok yang pertama kali menebang hutan Cungking demi mengembangkan daerah tersebut menjadi pemukiman seperti yang kita saksikan saat ini. Saat menetap di Cungking, kejayaannya semakin terlihat. Terutama dalam menggembalakan ternak kerbau.

Dia bisa menempuh jarak puluhan kilometer dari Cungking ke hutan Baluran dengan membawa kerbau dalam waktu kurang dari satu hari. Buyut Wongso jalan balik ke Cungking lagi sore hari tanpa mobil alias jalan kaki, dan sekarang orang naik motor, butuh waktu beberapa jam sekali jalan, apalagi bolak-balik.

Selain itu, buyut Wongso ini juga dikenal sebagai sosok yang sangat menjaga diri dari hal-hal duniawi. Dia sangat menghindari wanita, bahkan semasa hidupnya dia tidak pernah punya istri. Adapun nama Cungking sendiri sebenarnya berasal dari penampilan rambut kakek buyut Karyo yang dikuncir di bagian belakang. 

Kuncir dalam bahasa masyarakat setempat disebut kucung, dan bagian belakang disebut wingking. Cungking itu singkatan dari kucung wingking. Adapun mengenai frekuensi kunjungan para peziarah ke makam tersebut, diketahui bahwa fenomena ini terkait dengan reputasi kesaktian yang dianut oleh Buyut Cungking. Bahkan, banyak yang mempertimbangkan kemungkinan bahwa Buyut Karyo masih berada di antara kita.

Maka jangan heran jika melihat warga, pejabat, pengusaha, dari dalam maupun luar kota, sengaja datang hanya untuk mengucapkan selamat dan berdoa di sekitar makam. Biasanya dilakukan setiap malam Jumat.

Seperti yang dilakukan warga Desa Cantuk, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi. Ia yang datang bersama keluarganya, mulai dari nenek hingga keponakannya, mengaku ziarah ke makam buyut Cungking merupakan tradisi keluarga dan ada pantangan jika dilanggar.

Ada salah satu anggota keluarga yang singgah disini, dia mengidap penyakit aneh, kulitnya benar-benar putih dan tidak wajar serta rambutnya rontok. Setelah kejadian itu, ia dan seluruh keluarganya bertekad melanjutkan tradisi ziarah ke pesarean yang bagian dalamnya ditutupi kain putih.

Makam Buyut Wongso Karyo Atau Cungking

Mengenai jenazah Ki Buyut Wongso Karyo, area tersebut dikenal sebagai salah satu tempat suci di Banyuwangi. Diyakini bahwa tempat ini bukanlah makam, melainkan lokasi di mana leluhur dinyatakan moksa, dan sering dikenal sebagai Ki Buyut Cungking.

Percaya bahwa saat masih hidup, Ki Buyut Wongso Karyo dikenal karena memiliki ciri khas rambut dikuncir di bagian belakangnya. Nama "Cungking" sendiri dapat diartikan sebagai jambul yang menyerupai "wingking".

Dalam bahasa Jawa, "kuncung" merujuk pada ikatan rambut, sementara "wingking" mengacu pada bagian belakang. Seorang juru kunci makam kolektor mengatakan bahwa Prabu Puyut Kang dipercaya sebagai orang yang sakti dan penasehat Raja Tawangalon pada masa Kerajaan Blambangan yang menjadi cikal bakal Banyuwangi. Buyot Kengking atau yang lebih dikenal dengan Ki Buyot Wongsu Karyo diperkirakan hidup pada tahun 1536 hingga 1580.

Tradisi Resik Lawon Banyuwangi

Buyut Wongso yang pertama kali membabat Hutan Cungking dan dijadikan kawasan pemukiman ,saat menetap di Cungking, kejayaannya semakin terlihat. Terutama dalam menggembalakan ternak kerbau. Jarak puluhan kilometer, dari Cungking ke hutan Baluran, bisa dia tempuh dengan kerbau dalam waktu kurang dari satu hari.

Buyut Wengsu berjalan kesana kemari kembali ke Cungking pada sore hari tanpa kendaraan alias berjalan kaki, kini orang hanya bisa mengendarai sepeda motor beberapa jam sekali jalan, apalagi pulang pergi. Selain itu, buyut Wongsu juga dikenal sebagai sosok yang sangat menjaga dirinya dari hal-hal duniawi.

Ia sangat menghindari wanita, bahkan semasa hidupnya ia tidak pernah menikah. Kedatangan peziarah yang terus mengunjungi makam tersebut konon karena kesaktian yang dimiliki oleh sosok buyut Cungking. Bahkan banyak yang percaya bahwa sebenarnya buyut Karyo masih hidup.

Banyuwangi Gelar Festival Kitab Kuning

Maka jangan heran jika melihat warga, pejabat, pengusaha, baik dari dalam maupun luar kota Banyuwangi sengaja datang hanya untuk mengucapkan selamat dan berdoa di sekitar makam. Biasanya dilakukan setiap malam Jumat.

Demikian penjelasan dari saya tentang Mengenali Sejarah Buyut Cungkring Atau Ki Buyut Wongso Karyo seperti yang dilansir slot, semoga bermanfaat, terimakasih.