Investor | Foto : Ubidate |
Namun tahukah Anda bahwa peran investor jauh lebih berdampak dan bermanfaat dari itu? Disadari atau tidak, melalui investasi seseorang tidak hanya mampu memperoleh keuntungan bagi dirinya sendiri, namun juga kondisi perekonomian suatu negara secara umum. Jenisnya bermacam-macam dengan tujuan dan manfaatnya masing-masing.
Selain itu, menjadi seorang investor juga terdapat risiko yang penting untuk diketahui agar Anda dapat melakukan kegiatan investasi dengan lebih matang dan tepat sesuai rencana. Ingin tahu lebih banyak tentang apa itu investor? Di bawah ini kami telah merangkum semua hal penting tentang istilah Investor yang penting dan perlu dipahami.
Apa Itu Investor?
Investor adalah pihak yang menanamkan modal atau uang. Selain itu, setiap orang atau badan lain, misalnya perusahaan, memberikan modal dengan tujuan memperoleh keuntungan finansial, atau bahkan lebih besar dari yang ditanamkan sebelumnya.
Jadi, dapat dipahami bahwa investor adalah suatu istilah yang berarti suatu pihak, baik perorangan maupun kelompok, yang menanamkan modal atau uangnya pada suatu instrumen investasi atau usaha tertentu dengan tujuan memperoleh imbal hasil atau keuntungan di masa yang akan datang.
Tujuan Menjadi Investor
Lantas, apa tujuan menjadi investor? Secara umum tujuan utama penanaman modal adalah memperoleh keuntungan sebesar-besarnya atau seoptimal mungkin. Meski begitu, peluang keuntungan dari investasi ini juga sejalan dengan risiko kerugian yang mungkin dialami investor.
Oleh karena itu, untuk meminimalkan risiko kerugian, investor disarankan untuk melakukan diversifikasi dengan menyebarkan modal yang ditanam pada produk atau instrumen investasi yang berbeda. Diversifikasi ini juga dapat membantu pemilik modal untuk tidak bergantung pada satu aktivitas, produk, layanan, atau investasi. Jadi, melalui diversifikasi, seseorang mampu membentuk portofolio investasi dengan keuntungan yang menjanjikan, namun tingkat risikonya masih dapat ditanggung.
Risiko Investor Yang Perlu Diperhatikan
Kemudian untuk risikonya sendiri, investor perlu memperhatikan beberapa hal. Inilah beberapa di antaranya.
- Risiko pasar atau potensi fluktuasi nilai aset di pasar yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor dan dapat mengakibatkan berkurangnya jumlah modal investasi.
- Risiko likuiditas atau potensi dana investasi tidak dapat dicairkan pada saat dibutuhkan.
- Risiko inflasi menurunkan daya beli dan menghilangkan nilai investasi.
- Risiko valuta asing atau potensi nilai tukar mata uang suatu negara berfluktuasi terhadap nilai tukar lainnya dan mengurangi hasil investasi.
- Risiko reinvestasi mengharuskan investor untuk menginvestasikan kembali pendapatan dari modal investasinya dan umumnya memberikan tingkat pengembalian yang lebih kecil.
Jenis-Jenis Investor
Ada beberapa tipe investor yang wajib Anda ketahui, yaitu:
Investor Individu
Seperti namanya, investor individu adalah seseorang yang memiliki dana pribadi untuk berinvestasi pada sejumlah instrumen keuangan. Beberapa contoh produk investasi yang dapat dipilih investor antara lain obligasi, saham, reksa dana, properti, dan mata uang kripto.
Sebagai investor perorangan, Anda perlu mengambil keputusan investasi berdasarkan beberapa faktor untuk meningkatkan potensi keuntungan dan meminimalkan risiko kerugian. Faktor-faktor ini termasuk tujuan keuangan, pengetahuan, preferensi pribadi, dan toleransi atau profil risiko.
Investor Institusional
Jenis investor yang kedua adalah investor institusional yaitu perusahaan atau organisasi yang melakukan transaksi atau penanaman modal atas nama pihak lain. Investor jenis ini melakukan transaksi investasi untuk mengelola modal milik nasabah atau kliennya.
Beberapa contoh investor institusi adalah pengelola reksa dana atau manajer investasi, pengelola dana pensiun, perusahaan asuransi, dan juga bank yang menawarkan layanan pensiun atau tabungan rutin. Jika dibandingkan dengan tipe investor lainnya, misalnya investor ritel, investor jenis ini menggunakan strategi yang lebih profesional dan canggih.
Pasalnya, modal yang ditanamkan oleh para investor tersebut sangat besar dan memerlukan peran pihak-pihak serta cara penanaman modal yang terencana agar pengelolaannya berhasil. Sehingga, risiko kerugian dapat diminimalisir dan mengoptimalkan pengembangan modal investasi klien atau klien sesuai tujuannya.
Investor Retail
Selain itu, terdapat pula investor ritel yaitu jenis investor yang berbentuk perseorangan yang melakukan investasi melalui perusahaan pialang. Investor jenis ini menginvestasikan modalnya untuk mengelola uang pribadinya. Investor ritel akan melakukan transaksi melalui manajer investasi atau perusahaan sekuritas sesuai keinginannya sendiri.
Transaksi yang dilakukan para investor ini juga bersifat individual dan non-profesional. Hal ini dilakukan dengan melakukan penyesuaian modal yang dimiliki, termasuk profil risiko dan pemahaman instrumen investasi.
Meski dikelola oleh manajer investasi atau perusahaan sekuritas, namun kegiatan investasi investor ritel menjadi tanggung jawab individu. Mengetahui hal tersebut, investor ritel perlu menentukan produk keuangan yang tepat sesuai dengan kebutuhannya.
Investor Terakreditasi
Yang terakhir adalah investor yang terakreditasi, yakni suatu pihak, baik perseorangan maupun badan, yang berhasil memenuhi persyaratan tertentu sesuai indikasi lembaga keuangan. Investor jenis ini dinilai memiliki kredibilitas, pengetahuan, dan pengalaman yang cukup untuk berinvestasi.
Ada beberapa kriteria yang memungkinkan individu dan entitas diklasifikasikan sebagai investor terakreditasi. Kriteria tersebut meliputi pendapatan, kekayaan bersih, pendidikan dan pengalaman, serta kepentingan bisnis.
Demikian ulasan tentang Apa Itu Investor Dan Apa Saja Jenis-jenisnya seperti yang dilansir situs togel online. Semoga bermanfaat.