Contoh Bangunan Peninggalan Belanda Di Indonesia Yang Wajib Dipelajari

Contoh Bangunan Peninggalan Belanda Di Indonesia Yang Wajib Dipelajari
House of Sampoerna | Ubidate

Ubidate.com - Seperti diketahui, Belanda sudah sangat lama berada di Indonesia. Belanda pertama kali menginjakkan kaki di Indonesia tepatnya di pelabuhan Banten pada tahun 1596 di bawah pimpinan Cornelis de Houtman. Tujuan awal Belanda datang ke Indonesia adalah untuk menjalankan misi dagang dan mencari asal usul rempah-rempah. 

Namun dalam perkembangannya Belanda justru berusaha menduduki dan menguasai Indonesia. Pada masa pendudukan dan kolonialisme Belanda, banyak sekali bangunan yang dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda untuk keperluan pendudukannya. Beberapa bangunan tersebut masih berdiri dan dapat dilihat hingga saat ini. Berikut beberapa Bangunan Peninggalan Belanda Di Indonesia yang kini dijadikan fasilitas umum dan tempat wisata.

Bangunan Peninggalan Belanda Di Indonesia


Fort Rotterdam


Fort Rotterdam merupakan benteng peninggalan masa penjajahan Belanda di Makassar. Namun kenyataannya benteng ini dibangun oleh Kerajaan Gowa dengan nama Benteng Ujung Pandang. Pada akhirnya benteng ini jatuh ke tangan penjajah Belanda pada tahun 1667 dan diberi nama Fort Rotterdam.

Saat ini Fort Rotterdam menjadi salah satu destinasi wisata populer di Makasar. Letaknya yang strategis di depan pelabuhan Kota Makassar, gaya arsitektur benteng yang memukau, serta nilai sejarah yang melekat membuat benteng ini masih sangat digemari wisatawan yang berkunjung ke Makasar.

Benteng Vredeburg


Benteng peninggalan Belanda selanjutnya adalah Benteng Vredeburg. Benteng ini terletak di kawasan Malioboro, Yogyakarta. Benteng ini awalnya hanya terbuat dari menara kayu dan tanah liat yang dibangun atas perintah Sultan Hamengkubuwono I. Setelah diambil alih oleh Belanda, maka benteng ini kemudian diberi nama Benteng Vredeburg.

Saat ini Benteng Vredeburg menjadi salah satu tempat wisata sejarah yang paling banyak dikunjungi. Di dalamnya terdapat berbagai benda peninggalan Belanda dan rekaman perjuangan masyarakat Yogyakarta dalam meraih kemerdekaan.

Kawasan Kesawan


Kesawan merupakan kawasan bersejarah di kota Medan. Di kawasan ini banyak terdapat bangunan peninggalan Belanda yang identik dengan gaya arsitektur Eropa kuno. Selain dipenuhi bangunan Belanda, di Kesawan juga terdapat beberapa bangunan peninggalan budaya Tionghoa, seperti Gedung Lonsum dan Rumah Tjong A Fie. Saat malam hari, ternyata Kesawan ini menjadi salah satu pusat wisata kuliner yang ramai dikunjungi wisatawan.

House of Sampoerna


Pada awal pembangunannya, House of Sampoerna diperuntukkan sebagai panti asuhan. Namun sejak tahun 1932, gedung ini dibeli oleh pengusaha Tionghoa bernama Liem Seeng Tee untuk dijadikan pabrik rokok Sampoerna.

Saat ini House of Sampoerna telah difungsikan sebagai objek wisata yang didalamnya terdapat berbagai informasi sejarah dan juga sejarah perkembangan bisnis Sampoerna. Selain itu, di sini juga terdapat galeri seni yang berisi karya seni sejumlah seniman terbaik Tanah Air.

Lawang Sewu


Bangunan peninggalan Belanda yang menjadi sejarah kota Semarang yaitu Lawang Sewu. Gedung ini dibangun selama 3 tahun yaitu pada tahun 1904 hingga tahun 1907. Gedung yang menghadap ke Tugu Muda ini awalnya didirikan sebagai Kantor Pusat Administrasi Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij atau NIS.

Selain digunakan sebagai kantor administrasi, basement gedung ini digunakan sebagai penjara. Saat ini bangunan yang dikenal dengan nama Lawang Sewu ini telah menjadi tempat wisata sejarah yang terkenal di kota semarang.

Nama Lawang Sewu sendiri dikarenakan banyaknya pintu pada gedung ini yaitu 429 pintu. Selain itu banyaknya jendela-jendela besar yang jika dilihat dari kejauhan terlihat seperti pintu membuat bangunan ini terkesan memiliki banyak pintu.

Gedung Merdeka


Gedung Merdeka yang terletak di Jalan Asia-Afrika, Bandung, merupakan sebuah bangunan bersejarah yang pernah digunakan sebagai tempat berlangsungnya Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika (Asia-Africa Summit) pada tahun 1955. Saat ini, gedung ini difungsikan sebagai museum yang memamerkan berbagai barang koleksi dan foto-foto Konferensi Asia-Afrika pertama yang pernah diadakan di gedung ini.

Gedung Merdeka sendiri merupakan bangunan peninggalan Belanda yang dibentuk oleh Van Galen Last dan C.P. Serigala Schoemaker. Keduanya merupakan arsitek kenamaan Belanda yang juga merupakan guru besar di Technische Hoogeschool te Bandoeng (sekarang Institut Teknologi Bandung – ITB). Bangunan ini memiliki lahan seluas 7.500 m2 dengan nuansa art deco. Sedangkan untuk penerangan digunakan lampu hias berbahan dasar kristal berkilau.

Gereja Katedral


Gereja Katedral merupakan salah satu bangunan peninggalan Belanda yang sangat dikenal oleh masyarakat Jakarta. Gereja ini mulai dibangun ketika Paus Pius VII mengangkat Pendeta Nelissen sebagai prefek apostolik Hindia Belanda pada tahun 1807. Pemberkatan dan peresmian gereja yang terletak di kawasan Sawah Besar, Jakarta Pusat ini dilakukan pada 21 April. , 1901.

Gedung Sate


Gedung Sate ini terkenal dengan ornamennya yang berbentuk sate pada atapnya. Yang namanya sate sebenarnya adalah 6 hiasan jambu air yang melambangkan kesuburan kota bandung. 

Awalnya gedung ini dibangun karena saat itu Pemerintah Kolonial ingin memindahkan pusat pemerintahan dari Batavia ke Bandung. Gedung yang saat itu bernama Gouvernements Bedrijven (GB) ini dulunya merupakan pusat Pemerintahan Hindia Belanda. Namun sejak tahun 1980, gedung ini digunakan sebagai kantor Gubernur Jawa Barat.

Museum Fatahillah


Museum Fatahillah merupakan tempat bersejarah yang menempati bekas gedung balai kota Belanda. Museum Fatahillah terletak di Jakarta Barat. Tempat wisata yang disebut juga Museum Sejarah Jakarta ini terdiri dari 3 lantai dengan jendela besar berbahan kayu jati. Di dalam museum terdapat berbagai koleksi sejarah. Selain itu, museum ini juga memiliki lebih dari 1000 judul buku yang ditulis dalam bahasa Melayu, Inggris, Belanda, dan Arab.

Gedung Kesenian Jakarta


Salah satu bangunan peninggalan Belanda yang juga terletak di ibu kota Jakarta adalah Gedung Kesenian Jakarta. Gedung ini dulunya merupakan gedung teater bernama Gedung Komidi yang dibangun pada zaman Belanda yaitu pada tahun 1802. Pada masa pendudukan Jepang, fungsi gedung ini diubah menjadi gedung bioskop dan kota teater. Saat ini Gedung Kesenian Jakarta masih digunakan sebagai salah satu pusat teater di Indonesia, dimana ruang pertunjukannya mampu menampung hingga 475 penonton.

Demikian ulasan tentang Contoh Bangunan Peninggalan Belanda Di Indonesia Yang Wajib Dipelajari seperti yang dilansir bandar togel. Semoga bermanfaat.