Mengenal Museum Tertua Di Indonesia Yang Menjadi Sejarah Peninggalan Belanda

Mengenal Museum Tertua Di Indonesia Yang Menjadi Sejarah Peninggalan Belanda
Museum wayang | Foto : Ubidate

Ubidate.com - Direktorat Jenderal Kebudayaan mencatat di Indonesia terdapat 428 museum. Selain banyaknya museum yang ada di Indonesia, beberapa di antaranya merupakan museum tertua dan menyimpan banyak sejarah di dalamnya.

Bangunan kuno yang menampung sebagian besar museum sengaja dibuat untuk melestarikan dan mengenang peristiwa dan artefak kuno. Ide membangun museum sendiri dimulai sekitar 2.500 tahun yang lalu. Berikut beberapa Museum Tertua yang dikutip dari berbagai sumber.

Deretan Museum Tertua Di Indonesia


Museum Wayang


Museum wayang pertama kali dibangun pada tahun 1640, terletak di Jalan Pintu Besar Utara Nomor 27, Jakarta Barat. Museum yang memiliki bangunan terlihat unik dan menarik ini telah mengalami renovasi. Pada tahun 1732, ternyata museum ini berganti nama menjadi De Nieuwe Hollandse Kerk yang artinya Gereja Belanda Baru. 

Nama tersebut bertahan hingga tahun 1808 dan bangunan tersebut hancur akibat gempa pada tahun yang sama. Di atas tanah bekas reruntuhan tersebut, dibangunlah bangunan museum wayang dan diresmikan penggunaannya sebagai museum pada tanggal 13 Agustus 1975.

Kini Museum Wayang sudah memiliki beberapa lokasi seperti Sunda, Jawa, Bali, Lombok, dan Sumatera. Ada juga wayang dari luar negeri seperti dari Malaysia, Perancis, Kamboja, India, Amerika, Inggris, Thailand dan Vietnam. Bentuknya sangat menarik baik dari bentuk maupun arsitekturnya.

Museum Fatahilah


Museum Fatahillah menempati dua bangunan panjang di kawasan Kota Lama Batavia yang dulunya merupakan Gedung Balai Kota. Gedung ini dibangun pertama kali oleh perintah Gubernur Jenderal Joanvan Hoon. Kemudian baru selesai dibangun sekitar tahun 1712. Museum Fatahilah juga dikenal dengan nama Museum Sejarah Jakarta. 

Museum ini terletak di tengah Alun-alun Fatahillah di Jalan Pintu Besar Utara 27, selain itu juga terdapat dua museum lain di alun-alun ini. Saat berkunjung ke Museum Fatahilah, pengunjung dapat menelusuri sejarah Jakarta dari masa ke masa hingga berdirinya kota Jayakarta pada tahun 1527. 

Selain itu juga terdapat rangkaian sejarah dari masa Kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945. Museum Fatahillah ini menyimpan benda-benda koleksi yang memiliki nilai bersejarah.  

Museum Benteng Vredeburg


Bangunan museum ini pertama kali dibangun pada tahun 1760. Sejak didirikan, bangunan ini telah mengalami berbagai perubahan fungsi. Gedung ini dibangun oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I atas permintaan Belanda. Namun Belanda mempunyai niat tersembunyi, yakni ingin menguasai segala pergerakan yang terjadi di istana. 

Pada tanggal 16 April 1985, museum ini dipugar sebagai Museum Perjuangan dan dibuka untuk umum pada tahun 1987. Bangunan bekas Benteng Vredeburg telah dipugar dan dilestarikan. Pengunjung dapat melihat interior benteng di dalamnya. Selain itu juga terdapat diorama, foto, lukisan, dan peralatan rumah tangga zaman Belanda.

Museum Nasional Republik Indonesia


Salah satu pendiri lembaga ternyata sudah menyumbangkan rumah miliknya. Ia juga menyumbangkan koleksi benda budaya dan buku miliknya. Kontribusi Radermacher menjadi kurang setuju atas berdirinya museum dan perpustakaan.

Museum terbesar di Asia Tenggara ini sudah diresmikan sejak tahun 1868. Saat ini Museum Nasional lebih dikenal dengan nama Museum Gajah karena patung gajah persembahan Raja Chulalongkorn dari Thailand pada tahun 1871 berdiri di depan museum. Kompleks Museum Nasional dibangun dengan luas tanah sekitar 26.500 meter persegi.

Gedung A digunakan sebagai ruang pameran yang di dalamnya menyimpan banyak koleksi. Sedangkan Gedung B yang juga dikenal dengan Gedung Arca diresmikan pada 20 Juni 2007 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Selain digunakan untuk pameran, ternyata gedung ini juga digunakan sebagai tempat meeting, ruang konferensi, laboratorium dan perpustakaan.

Museum Taman Prasasti


Museum Taman Prasasti ini sebenarnya tempat pemakaman umum yang dulu bernama Kebon Jahe Kober. Pemakaman ini memiliki luas 5,5 hektar dan dibangun pada tahun 1795 menggantikan pemakaman lain yang berada di sebelah Gereja Nieuw Hollandsche Kerk. 

Kuburan baru tersebut terdapat kumpulan nisan tahun-tahun sebelumnya karena sebagian besar dipindahkan dari pemakaman lain yaitu Nieuw Hollandse Kerk pada awal abad ke-19. Nisan yang dipindahkan itu diberi tanda tulisan HK atau singkatan atau inisial Hollandsche.

Pada tanggal 9 Juli 1977, pemakaman Kebon Jahe Kober sendiri diubah menjadi museum yang kemudian dibuka untuk umum dengan beberapa koleksi prasasti. Kemudian nisan dan makam sebanyak 1.372 buah terbuat dari batu alam, marmer, dan perunggu. 

Museum Bank Indonesia


Museum ini awalnya merupakan Rumah Sakit Binnen Hospitaal, kemudian digunakan sebagai bank yaitu De Javashe Bank (DJB) pada tahun 1828. Kemudian setelah kemerdekaan yaitu pada tahun 1953, bank ini dinasionalisasi menjadi bank sentral Indonesia atau Bank Indonesia.

Namun tidak lama kemudian, yakni pada tahun 1962, Bank Indonesia pindah ke gedung baru. Gedung ini sempat dibiarkan kosong, namun Dewan Gubernur BI mengapresiasi tingginya nilai sejarah bangunan tersebut sehingga dimanfaatkan dan dilestarikan sebagai Museum Bank Indonesia. 

Museum ini diresmikan pada tanggal 15 Desember 2006 oleh Gubernur BI Burhanuddin Abdullah. Pemerintah telah menetapkan gedung ini sebagai bangunan cagar budaya sesuai dengan Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 475 Tahun 1993. 

Demikian ulasan tentang Mengenal Museum Tertua Di Indonesia Yang Menjadi Sejarah Peninggalan Belanda seperti yang dilansir alexistogel. Semoga bermanfaat.